Jakarta - Sejak tahun 2005, presenter dan komedian Pepeng bergelut dengan penyakit langka yang dideritanya yakni Multiple Sclerosis (MS). MS adalah penyakit yang menyerang sistem saraf tubuh dan melumpuhkan sistem saraf pusat. Akibatnya, pemilik nama lengkap Ferrasta Soebardi ini hanya bisa terbaring lemah di tempat tidur.
Sejak Minggu (11/8) lalu, Pepeng juga masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Puri Cinere, Depok. Karena kelelahan, presenter kuis "Jari-Jari" itu terkena serangan jantung, penyakit yang luput dari perhatian Pepeng dan keluarganya karena selama ini fokus pada pengobatan MS. "Hari ini kondisinya sudah semakin membaik," kata Gerimio Muhammad (Mio), anak kedua Pepeng kepada Beritasatu.com, Rabu (14/8).
Pepeng di mata Mio adalah sosok yang kuat. Meski sedang sakit, namun personel grup lawak Sersan Prambors itu tidak pernah mengeluh dan bisa menerima kondisi yang menimpanya. "Bapak itu tidak seperti orang sakit. Bedanya hanya Bapak tidak bisa berjalan, karena dari bagian pinggang ke bawah lumpuh. Sementara dari pinggang ke atas tetap normal. Tapi walaupun tidak bisa berjalan, Bapak tetap produktif," puji Mio.
Ketulusan cinta istri Pepeng, Utami Mariam, serta keempat anak-anaknya: Mamaz, Mio, Lalo, dan Izra adalah cahaya penerang bagi komedian kelahiran Sumenep, 23 September 1954 itu dalam melawan penyakit MS. Selama delapan tahun istri dan anak-anaknya tetap sabar mendampingi orang yang paling dicintainya itu dalam keadaan sakit.
“Kekuatan dan kesabaran kita sebetulnya bersumber dari Bapak juga. Walaupun sakit, tapi dia tidak pernah rewel. Dia bisa menerima akan sakitnya, sehingga orang-orang di sekitarnya juga sangat dimudahkan dengan sikap itu,” tutur Mio.
Ia dan keluarganya juga selalu berdoa agar Allah selalu memberinya kesabaran dalam merawat sang Ayah. “Kita tidak pernah berhenti berharap dan berdoa akan kesembuhan Bapak. Insya Allah kita juga tidak akan pernah lelah mengurus Bapak karena kita melihat Bapak juga semangatnya luar biasa,” tuturnya.
Di mata Mio, ibunya juga adalah sosok yang hebat. “Apapun kondisi yang menimpa Bapak, ibu selalu ada di samping Bapak. Tidak semua orang bisa melakukan hal itu. Jadi, buat saya tidak alasan untuk kami anak-anaknya dan juga orang lain untuk tidak mencontoh ketulusan cinta mereka,” tutur Mio.
Dalam berbagai kesempatan, Pepeng juga kerap memuji istrinya yang dipanggil Dik Uta itu. “Komitmen dia sangat besar kepada keluarga, termasuk harus merawat saya dalam kondisi sakit,’’ puji Pepeng.
Sejak tahun 2012, Pepeng yang sebelumnya masih bisa menggunakan kursi roda, kini hanya bisa terbaring di tempat tidur. Praktis seluruh aktivitasnya dilakukan di tempat tidur, mulai dari mandi, makan, hingga menulis yang menjadi kegemaraan Pepeng. Utami dan anak-anaknya lah yang menjadi “suster” Pepeng saat berada di rumah. Namun sebagai manusia biasa, Mio juga kerap menangkap gurat kelelalahan di wajah sang ibu. “Buat saya itu wajar. Ibu kadang kelihatan lelah, jadi anak-anaknya juga ikut membantu. Tapi ini justru membuat kita semakin bangga. Karena walaupun capek, tapi Ibu tetap semangat mengurus Bapak,” serunya.
Hal lain yang membuat Pepeng dan keluarga tetap bersemangat adalah perhatian yang ditunjukkan oleh para sahabat dalam meringankan biaya pengobatan yang tidak sedikit. “Alhamdulillah teman-teman Bapak dari kalangan artis dan pejabat juga banyak yang membantu. Itu juga yang membuat kita tetap semangat karena ternyata banyak yang peduli dan sayang sama Bapak,” ucap Mio.
Meski sedang sakit, Pepeng juga tidak pernah berhenti untuk berkarya. Di atas tempat tidurnya, ia masih menjalankan beberapa bisnis di bidang penjualan domain dan menulis buku serta artikel. Pepeng juga menjadi penggagas gerakan sosial pendidikan Indonesia, sebuah gerakan yang peduli terhadap pembangunan sekolah-sekolah yang rubuh. Setahun belakangan, kesibukannya juga semakin bertambah. Ia mulai berbisnis kaus dan kacang yang belakangan justru membuat kondisi fisiknya menurun akibat kelelahan.
"Kami sebetulnya sudah sering mengingatkan Bapak untuk tidak terlalu capek. Biar anak-anaknya saja yang mengurus. Tapi kalau tidak ada kegiatan, Bapak malah jadi lemas. Cuma memang Bapak suka lupa kalau dia sedang sakit dan sering kebablasan. Begitulah Bapak, semangatnya memang luar biasa. Kita yang sehat jadi malu sendiri kalau semangat mulai menurun," kata Mio.
Serangan jantung yang baru saja menimpa Pepeng juga memberikan banyak pelajaran bagi keluarga dan diri Pepeng sendiri. “Selama ini kita fokusnya hanya pada MS, tapi sekarang kita akhirnya tahu kalau jantung Bapak juga harus terus dijaga. Bapak juga sudah tidak boleh capek-capek lagi. Untuk usaha yang sekarang ini dari sebelumnya sebetulnya sudah dialihkan ke anak-anaknya. Dia berjanji pelan-pelan akan dikurangi, jadi nantinya lebih ke komunikasi kepada customer saja. Bapak akhirnya setuju untuk mengurangi semua kegiatannya,” terang Mio.