Powered by Blogger.

Popular Posts Today

Keluarga Anggap Pernikahan Asmirandah dan Jonas Tidak Sah

Written By Unknown on Friday, November 15, 2013 | 4:47 PM


Jakarta - Pernikahan yang dilangsungkan oleh pasangan artis Asmirandah dan Jonas Rivanno kini dianggap keluarga tidak sah, hal itu karena pengingkaran Vanno telah memeluk agama Islam. Pernyataan ini diungkapkan oleh paman Asmirandah, Arman Abu Ahmad saat ditemui dikediaman orangtua Asmirandah, dikawasan Beji, Depok, Jawa Barat.


"Dalam ajaran Islam juga tidak boleh ya. Keislaman dia juga sudah gugur, sejak dia mengatakan hal itu ke media.Yang pasti kecewa berat ya," ungkap Arman.


Arman sendiri menilai pengakuan Jonas yang mengaku masih beragama Kristen tersebut akibat dirinya ditekan oleh orangtua atau pihak lain yang menginginkan Jonas tetap berkeyakinan seperti yang dahulu.


"Mungkin ya ada tekanan dari orang tuanya. Orang dia yang minta, ini jangan sampai diekspose. Bahkan pernikahannya juga dia maunya nggak dikasih tahu ke siapa-siapa," lanjut Arman.


Arman sendiri hingga kini menyayangkan tindakan Andah dan Vanno yang masih tinggal satu rumah. Padahal pernikahan yang dilangsungkan keduanya bisa dianggap gugur atau tidak sah setelah Vanno mengingkari telah menjadi mualaf.


"Sekarang malah masih tinggal serumah. Mungkin karena cinta buta kali ya. Tapi harusnya gak bolehlah karena pernikahan mereka bisa dianggap tidak sah kalau memang Vanno mengingkari keislamannya," tuturnya.


4:47 PM | 0 komentar | Read More

KOMPAS.COM - Not Found

Written By Unknown on Wednesday, November 13, 2013 | 4:48 PM





Harian Kompas  |  Kompas TV


Rabu, 13 November 2013










  • Channel

  • Channel








KOMPAS.com tidak dapat menampilkan link yang Anda tuju saat ini

Silakan tunggu beberapa saat lalu refresh halaman ini atau gunakan fasilitas search di bawah ini untuk mencari berita KOMPAS.com





Go
























4:48 PM | 0 komentar | Read More

Jasmine Sanjaya Juarai Kompetisi Musik di Jepang


Jakarta - Siapa sangka kue bolu berwarna warni rainbow cake ternyata memiliki kisah tersendiri bagi Jasmine Sanjaya.


Bocah montok berusia delapan tahun ini menciptakan sebuah lagu berjudul “Rainbow Cake” karena kegemarannya akan kue yang tengah menjadi tren itu.


Lagu Rainbow Cake yang diciptakannya pun berhasil menjuarai kompetisi yang digagas oleh Yamaha Musik Indonesia, hingga Jasmine pun diundang untuk tampil di 42nd Internasional Junior original Concert yang digelar di Shibuya Bunkamura Orchard Hall, Tokyo, Jepang, pada oktober silam.


Di pagelaran bergengsi ini, Jasmine memainkan electonenya dengan begitu memikat. “Aku juga enggak menyangka bisa menang dan bisa diundang tampil di hall bergengsi di Jepang ini,” kisah Jasmine di Jakarta, Senin (11/11).


Kemampuan Jasmine memainkan jari-jarinya di electone dengan begitu lincah, tak lepas dari bimbingan Pramudya Hindrawan, gurunya dari sekolah musik Yamaha Moshi Moshi Surabaya.


“Aku menciptakan lagu Rainbow cake karena suka banget sama kue itu, trus aku kasih tahu guruku, aku maunya lagunya begini dan beliau bimbing aku. Lalu jadi deh lagu ini,” jelas putri kedua pasangan Rudi herijanto dan Lindawati ini.


Perjuangan Jasmine Sanjaya agar bisa tampil di ajang bergengsi "42nd International Junior Original Concert" di Jepang sesungguhnya begitu berliku.


Untuk bisa mengikuti acara ini, peserta diwajibkan menciptakan lagu sendiri. Bocah berusia 8 tahun ini kemudian menciptakan lagu Rainbow Cake yang ditampilkannya di acara "Junior Original Concert" tingkat Nasional, yang digagas oleh Yamaha Musik.


Lagu yang unik ini kemudian membuat dewan juri terpikat, hingga memilihnya sebagai salah satu pemenang yang akan tampil di acara musik tahunan "42nd International Junior Original Concert" di Jepang. Selama lebih dari seminggu berada di Jepang, Jasmine rupanya mendapatkan banyak pengalaman berharga.


“Waktu aku mau tampil dan memberikan salam, semua ketawa, mungkin karena mereka melihatnya aku lucu ya,” cerita Jasmine sambil terkekeh.


Di acara ini, Jasmine yang mewakili Indonesia, berbagi panggung dengan peserta dari Kanada, Jepang, Singapura, Taiwan, serta Inggris.


Para peserta ini kemudian terpukau melihat Jasmine yang begitu lincah dan bertubuh montok. Bentuk tubuh Jasmine yang begitu montok memang kerap membuat siapapun yang melihatnya menjadi gemas, tak terkecuali sesama peserta acara ini.


Walau tubuhnya begitu montok, Jasmine rupanya begitu aktif berkegiatan. Selain piawai bermain piano, biola serta electone, adik dari Viona Natalie Sanjaya ini juga begitu mahir menari balet. Maklum saja, sang bunda, Lindawati merupakan guru balet ternama di Surabaya.


Jasmine berharap penghargaan yang diterimanya kali ini membuatnya makin semangat mengukir prestasi. “Tapi tetap dong sekolah nomor satu,” tegas Jasmine yang bersekolah di SPIN International School Surabaya.



4:46 PM | 0 komentar | Read More

KOMPAS.COM - Not Found

Written By Unknown on Tuesday, November 12, 2013 | 4:48 PM





Harian Kompas  |  Kompas TV


Selasa, 12 November 2013










  • Channel

  • Channel








KOMPAS.com tidak dapat menampilkan link yang Anda tuju saat ini

Silakan tunggu beberapa saat lalu refresh halaman ini atau gunakan fasilitas search di bawah ini untuk mencari berita KOMPAS.com





Go
























4:48 PM | 0 komentar | Read More

Pidato Kebudayaan Karlina: Gagap Hadapi Brutalitas Realitas


Jakarta - Salah satu filsuf perempuan Indonesia, Karlina Supelli, membacakan pidato kebudayaan bertajuk "Kebudayaan dan Kegagapan Kita" dalam acara tahunan Pidato Kebudayaan Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) yang digelar di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Senin (11/11) malam.


Karlina Supelli mengawalinya dengan gambaran warga Dayak Benuaq di Kalimantan Timur yang sudah belasan tahun ini tak lagi menemukan tanaman Doyo (Curculigo latifola), bahan baku tenun Doyo yang elok. Hutan sekitar kampung mereka telah menjadi perkebunan raksasa monokultur.


Bagi banyak masyarakat adat hutan bukan sekadar sumber mata pencaharian, melainkan juga acuan rasa merasa atas kosmos, sejarah muasal, tata hukum dan tunjuk ajar perilaku. Namun hutan dibabat untuk perkebunan atau tambang. Kita tengah berhadapan dengan persekongkolan untuk memperebutkan apa saja yang dapat dijarah dari negeri ini. Ironi negeri ini, ketika kearifan lokal dijunjung tinggi sebagai tradisi yang perlu dirawat dan diwariskan, rujukan material-spiritualnya justru hancur berantakan. Rupanya bukan tradisi itu yang sedang dibela melainkan sekadar citra tentang tradisi, yang lebih mudah untuk dikemas dalam pertunjukan.


Reformasi, menurut Karlina, membawa cukup banyak perubahan bagi praktik-praktik pekerja budaya, khususnya menyangkut kebebasan berekspresi. Namun pada saat bersamaan nalar ekonomi semakin leluasa mencengkeramkan pengaruhnya ke hampir semua bidang kehidupan. Apa yang tampak sebagai demokratisasi kebudayaan sebetulnya adalah kebebasan yang batas-batasnya ditentukan oleh kepentingan pasar.


Peraih gelar doktor dari Universitas Indonesia ini mengungkapkan, cita-cita kebudayaan adalah menghasilkan masyarakat warga yang mempunyai visi mengenai kebaikan tertinggi bagi kehidupan bersama, baik dalam pendidikan, seni, ilmu, politik, hukum dan sebagainya. Cita-cita inilah yang diam-diam dicuri oleh nalar ekonomi dan dialihkan menjadi agenda untuk mendidik konsumen.


Konsumen yang adalah warga, tidak dididik untuk mampu mengembangkan daya abstrak-imajinatif-kreatif serta berpikir kritis-rasional. Masyarakat konsumen ini dididik hasrat dan kebiasaan agar menghendaki segala hal gemerlap yang ditawarkan pasar.


"Sebuah bangsa yang warganya telah kehilangan daya pikir abstrak imajinatif dan kreatif tidak mungkin memiliki imajinasi kolektif tentang negara-bangsa," kata Karlina.


4:46 PM | 0 komentar | Read More

KOMPAS.COM - Not Found





Harian Kompas  |  Kompas TV


Selasa, 12 November 2013










  • Channel

  • Channel








KOMPAS.com tidak dapat menampilkan link yang Anda tuju saat ini

Silakan tunggu beberapa saat lalu refresh halaman ini atau gunakan fasilitas search di bawah ini untuk mencari berita KOMPAS.com





Go
























4:39 PM | 0 komentar | Read More

KOMPAS.COM - Not Found





Harian Kompas  |  Kompas TV


Selasa, 12 November 2013










  • Channel

  • Channel








KOMPAS.com tidak dapat menampilkan link yang Anda tuju saat ini

Silakan tunggu beberapa saat lalu refresh halaman ini atau gunakan fasilitas search di bawah ini untuk mencari berita KOMPAS.com





Go
























4:24 PM | 0 komentar | Read More

Killer Toon, Uji Nyali Menonton Film Horor Korea

Written By Unknown on Monday, November 11, 2013 | 4:47 PM


Film buatan sineas Korea Selatan bukan hanya sebatas bergenre komedi atau drama romantis. Salah satu genre film yang juga layak ditonton adalah thriller. Seperti film Killer Toon yang mendulang sukses merajai box office.


Film garapan sutradara Kim Yong-Gyun memasang Lee Si-Young dan Um Ki-Joon sebagai bintangnya. Si Young berperan sebagai Kang Ji Yun, seorang komikus web andal. Sementara Ki-Joon menjadi detektif utama sebuah kasus pembunuhan, bernama Ki-Chul.


Cerita berlatar di tempat kejadian perkara yang brutal. Setiap bagian dari bukti menunjukkan kasus tersebut adalah kasus bunuh diri. Termasuk rekaman CCTV dan sidik jari pada senjata.


Tapi Ki Chul sang detektif yakin bahwa ini adalah kasus pembunuhan. Ketika menyelidiki pembunuhan seorang kepala Webcomic, dia menemukan sebuah cerita komik yang memprediksi pembunuhan itu sebelum terjadi. Bahkan detail posisi korban dengan tepat.


Ki Chul curiga bahwa komikus Ji-yun terlibat langsung dengan pembunuhan itu. Ji-yun, yang telah menderita halusinasi parah dengan tegas menyatakan bahwa dia bukan pembunuh dan bahwa tokoh rekaannya di komik hanya bagian dari imajinasi.


Ketika korban kedua tewas persis seperti yang digambarkan dalam komik, ia pun jadi tersangka utama kasus. Ia tidak punya pilihan selain mengungkap rahasia besar untuk menyelamatkan dirin dan reputasinya.


Penasaran merasakan ketegangan film berdurasi 104 menit ini? Berikut cuplikan dan saksikan filmnya di Blitz, mulai 13 November 2013.



4:47 PM | 0 komentar | Read More
techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger