JAKARTA, KOMPAS.com - Maraknya hobi fotografi di kalangan bloger dimanfaatkan Kompasiana untuk mengajak mereka berdiskusi tentang "photo blogging". Diskusi yang bertajuk "Kompasiana Nangkring bareng Om Didit dan Pak Dian" dihadiri oleh para Kompasianer (sebutan bloger di Kompasiana), Jumat (8/3/2013) sore di Meet Up Room Kompas.com.
Memaksimalkan fungsi teknologi merupakan tema yang dibahas sore tadi. Mengawali diskusi, Widianto H. Didiet, salah seorang Kompasianer yang juga menjadi pembicara saat itu mengatakan, dengan hadirnya beragam teknologi yang muncul saaat ini, seseorang tidak harus kaya untuk belajar fotografi.
"Di zaman yang serba digital seperti sekarang ini, orang-orang tidak harus kaya. Banyak cara untuk belajar fotografi," tutur Didit yang juga kesehariannya sebagai seorang praktisi fotografi.
Saat ditanya tentang cara mendapatkan hasil foto yang bagus dari teknologi yang dimiliki, Didit mengungkapkan ada dua cara.
Pertama, kenali teknologi yang Anda miliki.
"Setting-an (pengaturan) di gadget itu otomatis dan tidak bisa diubah-ubah. Oleh karena itu, kita harus kenali gadget yang kita miliki. Kalau kita tahu gadget kita tidak bagus cahayanya pada saat memotret malam hari, ya jangan digunakan. Ketahui cahaya seperti apa yang bisa membuat hasil foto kita bagus," papar lelaki bertubuh tambun yang biasa disapa Didiet.
Didiet menambahkan, agar hasil foto tetap bagus, bloger harus memerhatikan komposisi dan sudut pandang (angle) dari sebuah foto. "Ambil bagian-bagian yang dianggap tidak biasa dipakai orang. Entah dari (sisi) atas atau bawah, kita bisa membuat foto kita terlihat menarik," terang Didiet.
Berbeda halnya dengan foto jurnalistik, Didiet mengatakan, komposisi dan sudut pandang dapat diabaikan. "Terkadang untuk mendapat sebuah momen berharga, fotografer juga harus menunggu hingga waktunya tiba. Kalau sudah momen, kita mengabaikan komposisi dan angle. Begitu momen tiba, langsung jepret," kata Didiet.
Hal senada juga diakui oleh Dian Kelana, salah seorang Kompasianer yang juga menjadi narasumber, "Dalam dunia jurnalistik, hal-hal tersebut akan dipinggirkan karena momen itu terjadi dalam hitungan detik, bahkan sepersekian detik dan terjadi sangat cepat," kata Dian. Tips di atas bisa digunakan saat Anda memotret karya-karya yang lebih menonjolkan keindahan.
Sebagai seorang bloger yang menekuni foto jurnalistik, Dian menjelaskan bahwa dirinya juga kerap menggunakan peralatan foto yang sederhana. Namun demikian, Dian tetap mampu menghasilkan foto yang bagus. "Naluri merupakan kunci agar menghasilkan foto yang menarik," kata Dian.
Naluri ini dapat diperoleh dari kebiasaan. Dian mengakui bahwa dirinya kerap membawa kamera ke mana pun ia pergi. "Kalau terjadi sesuatu hal yang abnormal, seperti yang saya tulis di Kompasiana tentang masalah parkir liar di trotoar daerah Tomang, langsung difoto," papar Dian. "Naluri akan timbul karena kebiasaan," lanjutnya.
Dian menambahkan, selain karena terbiasa, rajin melihat foto teman sebagai bahan pembelajaran juga dapat mengasah naluri fotografi agar bisa terlihat bagus dan menarik. Jangan lupa percaya diri juga tetap diperlukan agar hasil foto semakin bagus.
Di akhir diskusi, Didiet menegaskan agar sering berlatih memotret. "Berlatihlah memotret. Tidak ada foto yang tidak bercertia. Semuanya berceritanya. Tinggal tergantung bagaimana kita menyampaikannya," tegas Didiet.
Kompasiana adalah layanan blog bersama atau social blog yang dikembangkan Kompas.com untuk mewadahi komunitas jurnalis warga (citizen journalism).(Nisa)
Anda sedang membaca artikel tentang
Kiat Fotografi Praktis untuk Para Bloger
Dengan url
http://householdfinancialproblems.blogspot.com/2013/03/kiat-fotografi-praktis-untuk-para-bloger.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Kiat Fotografi Praktis untuk Para Bloger
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Kiat Fotografi Praktis untuk Para Bloger
sebagai sumbernya
0 komentar:
Post a Comment