Republik Galau Ala Kader Golkar

Written By Unknown on Sunday, November 25, 2012 | 4:46 PM


Sampul Buku Republik Galau: Presiden Bimbang, Negara Terancam

Sampul Buku Republik Galau: Presiden Bimbang, Negara Terancam (sumber: google.co.id)




Buku ini terdiri dari 6 bab sesuai dengan 6 indikator negara gagal. Buku ini  terpengaruh dengan tulisan Robert I Rotberg

“Saya katakan tidak. Saya tidak akan pernah setuju karena inilah yang bikin negara bangkrut pada tahun 1999. Kenapa semua kesalahan bank harus ditanggung rakyat? Mereka lebih kaya dari rakyat.”
 
Demikian tulis Jusuf Kalla mantan Wakil Presiden Indonesia dalam Pengantar buku  Republik Galau: Presiden Bimbang, Negara Terancam. Komentar Ketua Umum PMI itu berkaitan dengan skandal  Bank Century.
 
Dalam pekan ini, kasus Bank Century kembali melambung.  Nilai bailout Bank Century yang disetujui yakni Rp 632 miliar namun faktanya menjadi Rp 6,7 triliun. Suatu angka yang fantastik. Tak pelak, Wakil Presiden Boediono kembali menjadi sorotan media. Hingga kini, skandal yang merampok uang rakyat itu belum tuntas ke akar-akarnya.
 
Membolak-balik buku yang terbit bersamaan tiga tahun Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono berkuasa pada pada 20 Oktober 2012, benang merah dari buku setebal 400 halaman ini, Indonesia berada dalam lampu kuning menuju gagal.  Penulis Bambang Soesatyo  yang juga anggota Tim Pengawas Kasus Bank Century mengutip  6 indikator negara gagal.
 
“Buku ini terdiri dari 6 bab sesuai dengan 6 indikator negara gagal. Buku ini  terpengaruh dengan tulisan Robert I Rotberg yang menyebutkan indikasi negara gagal yaitu keamanan rakyat tak bisa dijaga, konflik etnis dan agama tak selesai, korupsi merajalela, legitimasi bangsa menipis, pemerintah tak berdata menghadapi masalah luar negeri dan negara rawan tekanan luar negeri,” tulis Bamsoet sapaan akrab Bambang Soesatyo. 
 
Secara keseluruhan isi buku itu  mengumbar kegalauan penulis.  Karena itu, setiap tahun mantan wartawan itu menerbitkan buku yang berkaitan dengan keresahan rakyat.  Sebelumnya Bamsoet menerbitkan buku Skandal Gila Bank Century dan Perang-perangan Melawan Korupsi. Kali ini tentang pemimpin negara yang bimbang dan bisa berujung pada negara gagal.
 
“Ketidakhadiran negara dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat tak lepas dari kebimbangan presiden yang tak pernah cepat mengambil keputusan,” ungkap Bamsoet.
 
Apa yang ditasbihkan oleh anggota Komisi III DPR RI itu diakui oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah M. Din Syamsuddin yang menulis di sampul belakang buku itu yakni:
 
“Acap kali Presiden SBY lantang mengatakan, ‘Negara tidak boleh kalah.' Padahal, kalau kekerasan terjadi lagi, berarti negara telah kalah dan ucapan itu hanyalah sikap lari dari masalah atau bersembunyi di balik ketakhadiran negara mengatasi masalah. Buku ini sangat tepat menggambarkan kegalauan anak bangsa. Menarik dan penting untuk dibaca!”
 
Penulis yang gelisah melihat negara ini berupa memberikan sesuatu kepada pembaca. Yang utama,  perlu kesadaran bahwa semua harus melalui proses pemikiran. Dari halaman pertama hingga terakhir,  penulis merekam persoalan bangsa.

Maka buku ini layak dijadikan acuan untuk memelihara memori kolektif pembaca.  Di sisi lain, terlalu luas isi buku yang dikupas ini dikhawatirkan pembaca tidak fokus pada isi bacaan yang ditelaah.
 
"Buku ini merupakan bentuk kegelisahan. Dari semua peristiwa yang kita saksikan bersama-sama, negara ini sepertinya berlangsung tanpa kehadiran seorang pemimpin. Semua persoalan diselesaikan dengan persoalan-persoalan baru," ujarnya.
 
Karena itu tidak berlebihan, apa yang dilakukan oleh Bamsoet dipuji oleh advokat senior Adnan Buyung Nasutionyang menulis.
 
 “…salut kepada Bambang Soesatyo yang berani membeberkan-menyodorkan fakta betapapun pahit rasanya bagi kita, dan bersedia bersusah payah membedah-menguak kondisi kekinian bangsa-negara kita walaupun terasa menyakitkan. Semuanya ini dia lakukan tentunya untuk menyalakan lampu kuning bagi para pemimpin kita agar kembali ke jalur yang benar…”
 
Akkhirukalam,  Yudi Latif menutup buku tebal itu dengan sebuah petuah yang menawan.  Pengamat Kebangsaan itu menoreh ada banyak cara untuk mencintai negara tercinta. Salah satunya adalah membongkar kepalsuan yang memalingkan rakyat dari realitas kebenaran karena dininabobokan oleh buaian realitas rekaan.

Anda sedang membaca artikel tentang

Republik Galau Ala Kader Golkar

Dengan url

http://householdfinancialproblems.blogspot.com/2012/11/republik-galau-ala-kader-golkar.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Republik Galau Ala Kader Golkar

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Republik Galau Ala Kader Golkar

sebagai sumbernya

0 komentar:

Post a Comment

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger