Masukan Kecil Penghuni Gubuk di Bantaran Kali Ciliwung ...

Written By Unknown on Friday, October 26, 2012 | 4:23 PM

Masukan Kecil Penghuni Gubuk di Bantaran Kali Ciliwung ...


JAKARTA, KOMPAS.com - Antrean panjang menunggu pembagian jatah daging kurban adalah pemandangan biasa di Hari Raya Idul Adha dan beberapa hari berikutnya. Yang berpunya membagikan sedekah, yang papa menanti dengan penuh harapan. Namun, tidak semua kaum papa tertarik bergabung dalam antrian. Ada juga mereka yang benar-benar tergolong kaum papa namun enggan terlibat dalam kebiasaan tersebut.


"Pernah sekali ikut teman ke pembagian di Kebon Jeruk. Semuanya berdesak-desakan enggak mau ngalah. Yah, saya mending pulang aja, masuk kali dan ngangkut karung barang bekas," kata Buyung (33), penghuni gubuk bantaran Kali Ciliwung di dekat Pintu Air Manggarai, Jakarta, saat ditemui Kompas.com, Jumat (26/10/2012).


Bersama lima kepala keluarga lain yang hidup di balik tembok pembatas Kali Ciliwung, Buyung dan isterinya Neneng (52) serta anak mereka Nurlela (6) sehari-hari bekerja sebagai pemulung. Gubuk-gubuk kecil berukuran 1 meter x 3 meter yang menempel di tembok pembatas jalan menjadi tempat hunian mereka. Kali yang terletak tepat di bawah deretan gubuk berbahan sederhana itu menjadi tempat mereka mengais rezeki.


Dari sampah yang dibuang warga ke Kali Ciliwung, mereka mendapatkan penghidupan dan nafkah untuk mengongkosi kehidupan keluarga. "Saya yang pertama tinggal di sini. Dulu masih banyak pohon bambu dan ceri di sini, makanya orang masih takut ke sini," kata Roni (53), perantau asal Lampung.


Jumlah keluarga yang menghuni bantaran tersebut bertambah seiring pembangunan tembok pembatas sepanjang Jalan Sultan Agung. Yang terbaru adalah keluarga muda asal Muara Enim, Sumatera Selatan, yang menempati lokasi di samping bak penampungan air PAM.


"Di sini memang terhitung baru. Yang lebih banyak di sekitar Jembatan Pasar Rumput sana," jelas Roni.


Mereka adalah warga yang benar-benar terhitung tak berpunya. Lahan, rumah, dan harta benda lain tak mereka miliki. Meski demikian, mereka enggan berpangku tangan menunggu rezeki yang diberikan orang lain, apalagi sampai berebutan sedekah.


"Kami yang di sini nggak pernah ikut ngantri kayak gitu. Malas ikut berdesak-desakan untuk sekantong daging. Mendingan kerja, dapat duit buat beli daging," ujar Uti (30), penghuni bantaran lainnya.


Buyung dan Roni juga memiliki pandangan sendiri tentang pembagian hewan kurban kepada kaum miskin. Buyung mengisahkan, ia tertarik dengan cara yang dilakukan warga mampu yang tinggal di Jalan Swadaya, Tebet.


"Dia keliling dengan mobilnya ke jalan-jalan gede. Begitu ketemu orang yang kelihatan miskin di pinggir jalan, dia langsung bagi-bagi daging kurban, terus jalan lagi ke tempat lain. Saya udah dua kali kebagian," tutur pria asal Minang itu.


Pandangan senada diungkapkan Roni. Menurut ayah lima anak dan kakek tiga cucu itu, orang-orang tak mampu gampang ditemui di jalan atau di lokasi-lokasi pemukiman kumuh. Jika ingin bersedekah, mereka yang tergolong mampu bisa saja berkeliling ke jalan-jalan atau pemukiman kumuh dan membagikan secara langsung.


"Yang sekarang sih, orang kaya lebih suka dipandang sama tetangganya. Kalau bisa membagi dan lebih banyak orang yang ngantri di depan rumah, terus disorot kamera TV," ujar Roni.


Ia mengaku, sejak menjalani profesi sebagai pemulung di bantaran kali tersebut pada 1987, ia belum sekali pun mengikuti antrian pembagian daging kurban. Meski demikian, mereka pernah  mendapat jatah yang disediakan Masjid Sunda Kelapa, Menteng.


"Dulu sih ada yang nganterin pakai motor ke mari. Tapi beberapa tahun terakhir udah nggak ada lagi," pungkas Roni.












Anda sedang membaca artikel tentang

Masukan Kecil Penghuni Gubuk di Bantaran Kali Ciliwung ...

Dengan url

http://householdfinancialproblems.blogspot.com/2012/10/masukan-kecil-penghuni-gubuk-di.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Masukan Kecil Penghuni Gubuk di Bantaran Kali Ciliwung ...

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Masukan Kecil Penghuni Gubuk di Bantaran Kali Ciliwung ...

sebagai sumbernya

0 komentar:

Post a Comment

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger